Powered By Blogger

forum lsd

selamat datang di blog kami,enjoy
selamat bergabung dengan kami di info pertanian dan pendidikan

Rabu, 27 April 2011

GURAMI ; SEBUAH TEROBOSAN USAHA UNTUK GUNUNG POTRO

Tepat pada 24/04, guna menindak lanjuti whorkshop bisnis plan serikat paguyuban petani qaryah thayyibah, Lumbung sumber daya (LSD) gunung potro mengadakan musywarah unutk menentukan usaha apa yang akan digeluti. Acara tersebut di ikuti oleh 14 orang pengurus dan anggota (kader). Acara dimulai dengan pembukaan, dan diteruskan dengan acara presentasi oleh devisi ekonomi LSD yang berkaitan hasil whorkshop bisnis plan yang ddilaksankan di paguyuban petani Rapensa, Tegaron, Banyubiru. Presentasi tersebut dilakukan oleh Manager LSD gunung potro yaitu Ahmad Bindari, dan Andi selaku devisi ekonomi. Dalam sela – sela presentasinya andi mengungkapkan “salah satu rekomendasi dari whorkshop bisnis plan adalah kita diminta unutk membaut jamaah produksi”. Dengan memaparkan beberapa konsep dasar jamaah produksi diantaranya adalah berpotensi dalam bentuk ri'il, nyata dan masuk akal, tidak ada sistem buruh, menguntungkan, tidak mengekploitasi lingkungan, pelaku adalah pemilik produksi, gerakan kemasyaraktan dalm produksi, dilakukan minimal 10 orang dan 50% adalah perempuan. Kemudian Ahmad Bindari menambahkan bahwa hal yang dibutuhkan dalam bisnis jamaah adalah kejujuran, disiplin, kegigihan dan bertanggung jawab.

Setelah itu dilakukan beberapa analisa yang berkaitan dengan potensi daerah kebumen. Beberapa analisa tersebut kemudian menelurkan beberapa usulan usaha diantaranya adalah usaha jamur tiram , usaha penetsan itik, usaha pembesaran ikan gurami, ternak kambing, pengolahan pasca panen padi, pembesaran ikan, ternak puyuh, pembesaran belut, pengolahn sampah menjadi pupuk kompos, pengolahan hpangan cabe, susu kedelai,ternak sapi, pembuatan tahu dari susu.

Jauhari mengungkapkan, “setelah kita bersama-sama mengemukakan pendapat, kemudian kita harus memilih. Namun dalam hal ini tidak hanya sekedar memilih mana yang menguntungkan tapi juga harus menhargai dan mempetimbangkan kearifan lokal, harus memperhatikan mana yang kemudian mudah dilaksankan, mempunyai manfaat buat petani (karena kita organisasi petani), serta menguntungkan”.

Salah satu analisa tersebut adalah sebgai berikut :
lumbung sumber daya (LSD) potro, terletak di wilayah desa kebumen, kecamatan banyubiru. seperti yang sudah diketahui oleh banyak orang bahwasanya air didaerah banyubiru, desa kebumen khususnya airnya sangat melimpah ruah. yang menjadi keprihatinan gunung potro adalah warga masyarakat belum memaksimalkan bahkan belum sadar akan potensi air ini. ada bebrapa orang yang mempunyai kolam ikan, namun fungsinya pun kebanyakan hanya "ngekum" (merendam) ikan. pemenuhan kebutuhan gizi untuk ikan tidak terpenuhi sehingga pertumbuhan ikan menjadi lambat. seharusnya pemberian pakan harus stabil. dengan pemenuuhan kebutuhan gizi ikan secara seimbang tersebut secara otomatis waktu untuk pemanenan relatif lebih cepat daripada ikan yang hanya di"kum"(rendam). sehingga masyarakat gunung potro akan mempunyai penghasilan sampingan yang bersifat triwulanan. jika hal tersebut tercapai maka kesejahteraan masyrakat gunung potro akan bertambah, disamping penghasilan mereka dari hasil pertanian.

Dari hasil analisa diats kemudian gunung potro memutuskan bahwa sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang pertanian setidaknya gunung potro mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan belajar bareng serta berkarya bersama petani untuk melakukan uji coba (dilakukan dengan analisa usaha yang baik). maka berdasarkan analisa diatas yang berkaitan dengan sebagian kecil potensi desa kebumen, gunung potro mempunyai kesepakatan untuk melakukan bisnis dalam usaha pembesaran ikan gurami. Diharapkan dengan adanya usaha pembesaran ikan gurami ini gunung potro baik paguyuban maupun LSD akan mempunyai penghasilan untuk dijadikan kas organisasi serta diharapkan usah pembesaran ikan gurami ini akan sukses dan di contoh oleh seluruh lapisan masyarakt desa kebumen.[anasdje]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar